Archive for Materi Pelajaran

C. PEMUAIAN

C. Pemuaian

Pernahkah kamu memerhatikan bingkai jendela kaca di rumahmu? Bingkai jendela kaca harus diberi celah agar saat kaca memuai di siang hari yang panas, kaca tersebut tidak pecah. Bagaimana proses pemuaian dapat terjadi dan apakah manfaat atau kerugian dari pemuaian ini dalam kehidupan sehari-hari. Marilah kita pelajari lebih lanjut.

1. Pemuaian pada Zat Padat, Cair, dan Gas

Tahukah kamu mengapa benda-benda jika dipanaskan akan memuai? Setiap benda tersusun atas partikel-partikel yang sangat kecil. Jika partikel-partikel tersebut dipanaskan, partikel- partikel tersebut akan bergetar. Getaran yang dialami partikel ini bergantung pada besar kecilnya suhu benda tersebut. Semakin besar suhunya, getaran partikel semakin besar. Sebaliknya, semakin kecil suhunya getaran partikel semakin lemah. Akibat getaran partikel-partikel inilah suatu benda jika dipanaskan akan mengalami pemuaian.

Pemuaian dapat terjadi pada ketiga wujud zat, yaitu zat padat, zat cair, dan zat gas.

a. Pemuaian Zat Padat

Pernahkah kamu memerhatikan celah sambungan yang terdapat pada jembatan atau di antara dua lintasan jalan beton? Perhatikan Gambar dibawah ini!

Gambar : Celah di antara dua lintasan jalan beton.

Menurutmu, mengapa harus dibuat celah di antara dua lintasan jalan beton tersebut? Celah di antara dua lintasan jalan beton dibuat agar jalan tidak retak saat jalan mengalami pemuaian di siang hari yang panas.

Dari contoh tersebut, umumnya zat padat akan memuai jika dipanaskan. Besarnya pemuaian untuk setiap zat tidak sama, hal ini bergantung pada jenis zatnya. Dalam bab ini, kamu akan mempelajari pemuaian panjang (pemuaian satu dimensi), pemuaian luas (pemuaian dua dimensi), dan pemuaian volume (pemuaian tiga dimensi).

1) Muai Panjang

Muai panjang dapat kamu amati pada benda padat yang berbentuk batang. Nah, agar kamu lebih memahami muai panjang pada batang, lakukanlah Kegiatan 6 berikut.

Dari kegiatan di atas, kamu dapat mengamati ujung batang yang bebas akan menekan pengungkit jarum penunjuk sehingga jarum tersebut berputar. Jika suhu semakin tinggi, pertambahan panjang akan semakin besar. Selain itu, muai panjang bergantung pada jenis zat. Hal tersebut dapat dilihat dari pertambahan panjang aluminium yang lebih besar daripada besi dan tembaga. Pertambahan panjang suatu benda ketika dipanaskan dapat ditentukan dengan persamaan berikut.

Jadi panjang benda setelah dipanaskan adalah:

Keterangan:

l = pertambahan panjang (m)

l0= panjang mula-mula (m)

lt= panjang benda setelah dipanaskan

α = koefisien muai panjang (°C-1)

∆T = kenaikan suhu (°C-1)

Tahukah kamu apa koefisien muai panjang itu? Koefisien muai panjang (α) suatu zat adalah besarnya pertambahan panjang setiap satuan panjang zat jika suhunya dinaikkan sebesar 1 °C. Koefisien panjang beberapa zat padat dapat kamu amati pada Tabel.

Tabel Koefisien muai panjang beberapa zat

2) Muai Luas

Pemuaian luas terjadi jika benda padat yang memuai berbentuk kepingan persegi (plat). Berbeda dengan pemuaian panjang yang hanya memperhitungkan muai panjang, pada pemuaian luas muai lebar juga ikut diperhitungkan. Perhatikan Gambar dibawah ini.

Gambar Skema pertambahan luas.

Koefisien muai luas adalah dua kali koefisien muai panjang. Secara matematis koefisien muai luas dituliskan sebagai berikut.

Pertambahan luas pada muai luas memenuhi persamaan sebagai berikut.

Jadi luas benda setelah dipanaskan adalah:

Keterangan:

∆A = pertambahan luas (m2)

β = koefisien muai luas = 2α (°C-1)

α = koefisien muai panjang (°C-1)

∆T = kenaikan suhu (°C)

At= luas benda setelah dipanaskan (m2)

A0= luas benda mula-mula (m2)

3) Muai Volume

Jika zat padat yang dipanaskan berbentuk bangun ruang, seperti bola, kubus, atau balok, maka bangun ruang tersebut mengalami pemuaian yang disebut muai volume. Pada muai volume, pemuaiannya dianggap ke semua arah. Perhatikan Gambar dibawah ini!

Gambar: Skema pertambahan volume.

Untuk menentukan pemuaian volume zat padat, koefisien muainya adalah tiga kali koefisien muai panjang, atau secara matematis dituliskan sebagai berikut.

Untuk mengetahui pertambahan volume suatu zat dapat digunakan persamaan berikut.

Jadi volume benda setelah dipanaskan adalah:

Keterangan:

∆V = pertambahan volume (m3)

V0= volume mula-mula (m3)

Vt= volume benda setelah dipanaskan (m3)

γ = koefisien muai volume = 3α  (°C-1)

∆T = kenaikan suhu (°C)

b. Pemuaian Zat Cair

Pernahkah kamu mengamati kenaikan permukaan raksa dalam termometer ketika mengukur suhu air yang dipanaskan? Jika zat cair, seperti raksa dipanaskan, akan terjadi pertambahan volume pada zat cair tersebut. Prinsip ini digunakan dalam termometer untuk  mengukur suhu suatu benda atau ruang. Pertambahan volume pada zat cair yang dipanaskan ini dinamakan muai ruang atau muai volume. Jadi pada zat cair hanya berlkau pemuaian zat cair.

Nah, apakah pemuaian zat cair berbeda-beda? Agar kamu lebih memahami pemuaian pada berbagai jenis zat cair lakukanlah Kegiatan 7 berikut.

Dari Kegiatan 7, kamu dapat mengamati bahwa ketikadipanaskan, bejana (zat padat) dan zat cair dalam bejana (air dan alkohol) memuai. Tetapi, muai volume zat cair lebih besar daripada muai volume zat padat. Hal ini tampak dari permukaan air dan alkohol dalam bejana naik. Dari kegiatan di atas juga dapat diamati bahwa besarnya pemuaian suatu zat cair berbeda-beda. Hal ini ditunjukkan dengan lebih tingginya permukaan alkohol daripada permukaan air.

c. Pemuaian Zat Gas

Gambar Balon udara menggunakan prinsip pemuaian gas sehinggadapat terbang

Balon udara dapat terbang menggunakan prinsip pemuaian pada zat gas. Pada saat udara dipanaskan, udara di dalam balon memuai. Hal ini menyebabkan massa jenis udara yang berada di dalam balon berkurang sehingga menjadi lebih ringan daripada udara di sekitarnya. Kondisi ini mengakibatkan balon dapat mengudara dan mengangkat beban yang dibawanya.

Pemuaian yang terjadi pada zat gas sama halnya dengan pemuaian yang terjadi pada zat cair, yaitu hanya mengalami muai ruang saja. Pemuaian zat gas ini lebih besar daripada zat cair. Untuk menghitung besarnya pemuaian volume gas dapat menggunakan persamaan berikut.

Keterangan:

∆V  = pertambahan volume (m3)

V0 = volume mula-mula (m3)

γ  = koefisien muai volume zat gas (°C-1)

∆T  = kenaikan suhu (°C)

Nilai koefisien muai gas adalah  °C-1

2. Pemuaian Zat dalam Kehidupan Sehari-hari

Pemuaian pada zat padat, cair, dan gas dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan pemuaian ini dapat dimanfaatkan untuk mempermudah kepentingan kita. Selain itu kita juga dapat mencegah hal-hal yang merugikan akibat sifat zat yang memuai ini.

a. Pemanfaatan Bimetal

Apakah bimetal itu? Bimetal adalah gabungan dua jenis eeping logam yang memiliki koefisien muai panjang yang berbeda dan digabungkan dengan cara pengelasan atau pengelingan. Logam yang memiliki koefisien muai lebih besar akan lebih cepat memuai dibandingkan dengan logam yang koefisien muainya lebih kecil. Perhatikan Gambar dibawah ini.

Gambar : (a) keping bimetal pada suhu kamar (b) keping bimetal jika dipanaskan (c) keping bimetal jika didinginkan.

Perbedaan pemuaian inilah yang dimanfaatkan dalam termostat. Termostat adalah alat pengatur suhu dengan bimetal sebagai komponen utamanya yang berfungsi sebagai  saklar otomatis. Termostat banyak digunakan dalam alat-alat rumah tangga yang menggunakan listrik, misalnya setrika otomatis dan oven.

b. Pengelingan

Tahukah kamu apakah pengelingan itu? Pernahkah kamu mengamati sambungan kerangka kendaraan atau pintu gerbang besi? Proses penyambungan dua batang besi dengan menggunakan paku keling dinamakan  pengelingan. Sebelum dikeling, dua buah lubang batang besi yang akan disambungkan dipanaskan terlebih dahulu sehingga lubangnya menjadi lebih besar dan paku keling dapat masuk ke dalam lubang tersebut. Setelah itu, pemanasan dihentikan, kemudian paku keling ditempa dengan menggunakan palu khusus sampai kedua lembaran batang besi yang disambungkan merapat. Setelah suhu batang berkurang, paku keling akan menyusut sehingga menjepit kedua batang besi dan menempel dengan kuat. Agar kamu lebih memahami proses pengelingan perhatikan Gambar dibawah ini.

Gambar. Proses pengelingan untuk menyambung dua batang besi

c. Pemasangan Bingkai Besi pada Roda

Gambar. As dan bingkai roda kereta api dipanaskan sebelum dipasangkan rodanya.

Pernahkah kamu memerhatikan bingkai roda pedati atau roda kereta api? Bingkai roda pedati dan roda kereta api terbuat dari besi. Tahukah kamu bagaimana cara memasangkan bingkai besi tersebut pada roda pedati dan roda kereta api?

Roda pedati dan roda kereta api terdiri atas dua bagian, yaitu bingkai besi dan rodanya. Biasanya bingkai besi dibuat lebih kecil daripada rodanya. Nah, agar roda dapat masuk ke dalam bingkai besi, bingkai besi terlebih dahulu dipanaskan sehingga ukurannya membesar karena proses pemuaian. Setelah bingkai besi memuai, roda dapat dengan mudah masuk ke dalam bingkai besi tersebut. Setelah bingkai besi menjadi dingin, bingkai besi tersebut menyusut dan terpasang kuat pada rodanya.

d. Pemasangan Kaca Jendela

Perhatikan pemasangan kaca pada jendela rumahmu. Tahukah kamu mengapa pemasangan kaca dibuat agak longgar? Atau cobalah kamu  perhatikan pemasangan kaca pada jendela mobil. Mengapa pemasangan kaca pada jendela mobil dilengkapi dengan karet?

untuk mendownload file ini, klik disini

by Sridara Dsofina Mufni, Sumber : wasis dan Sugeng Yuli Irianto. Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII.2008. Departemen Pendidikan Nasional.

B. Massa Jenis Zat

B. Massa Jenis Zat

Coba kamu perhatikan antara es jeruk dan gula merah. Dapatkah kamu menyebutkan persamaan dan perbedaan kedua benda tersebut? Persamaan antara es jeruk dan gula merah, yaitu rasanya yang sama-sama manis. Adapun perbedaannya dapat dilihat dari warna dan wujudnya. Es jeruk berwarna oranye dan berwujud cair, sedangkan gula merah berwarna merah kecokelatan dan berwujud padat.

Dari contoh tersebut, kamu dapat membedakan antara suatu zat dan zat lainnya dengan melihat wujud, warna, dan rasanya. Tahukah kamu cara lain untuk membedakan antara satu benda dan benda lainnya? Ditinjau dari definisi zat yang mempunyai massa dan menempati ruang, setiap zat dapat dibedakan berdasarkan massa dan volumenya. Perbandingan antara massa dan volume suatu zat disebut massa jenis (disimbolkan ρ, dibaca  rho). Jadi, jenis zat dapat diketahui dari massa jenisnya.

Nah, agar kamu lebih memahami bagaimana menentukan massa jenis suatu zat, lakukanlah kegiatan berikut.

Dari Kegiatan 5 kamu dapat melihat bahwa massa jenis suatu benda dapat berbeda, meskipun bahan penyusunnya memiliki ukuran sama. Hal ini karena massa jenis bergantung pada besar massa dan volumenya Secara matematis, massa jenis suatu zat dapat ditentukan melalui persamaan berikut ini.

Keterangan:

ρ = massa jenis (kg m-3)

m = massa zat (kg)

V = volume zat (m3)

Satuan massa jenis dapat juga dinyatakan dalam g cm-3 Tahukah kamu bagaimana cara mengonversi satuan dari kg m-3 menjadi g cm-3 ? Perhatikan uraian berikut.

Sehingga:

1 kg m-3 = 0,001 g cm-3 atau 1 g cm-3 = 1.000 kg m-3

Perhatikan tabel massa jenis beberapa zat berikut ini.

Tabel : Massa jenis berbagai zat.

Pengukuran volume terkadang kurang teliti jika dibandingkan pada pengukuran massa. Untuk itulah dalam menentukan massa jenis hanya dilakukan pengukuran massa. Hal inilah yang mendasari digunakannya massa jenis relatif. Massa jenis relative didefinisikan sebagai nilai perbandingan massa jenis bahan dengan massa jenis air. Massa jenis air diketahui yaitu 1 g cm-3 atau 1.000 kg m-3.

 

untuk mendownload file ini, silahkan klik disini

by Sridara Dsofina Mufni, Sumber : wasis dan Sugeng Yuli Irianto. Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII.2008. Departemen Pendidikan Nasional.

A. Sifat Zat Berdasarkan Wujudnya

BAB III

WUJUD ZAT DAN PERUBAHANNYA

Berdasarkan   wujudnya,   zat   dapat   dibedakan   menjadi   tiga yaitu zat padat, zat cair, dan zat gas. Bagaimana sifat-sifat dari wujud      zat  tersebut?     Wujud     zat  dapat    berubah.     Hal   ini pengaruhi oleh adanya kalor. Marilah kita pelajari lebih lanjut agar lebih jelas

  1. Sifat Zat Berdasarkan Wujudnya

Zat padat adalah zat yang mempunyai bentuk dan volume tetap. Dilihat dari susunan molekul dan ikatan antarmolekulnya, zat padat mempunyai susunan molekul yang  teratur dan gaya tarik-menarik antarmolekulnya yang kuat. Contoh zat padat antara lain batu, meja, kapur tulis, papan tulis, dan pensil. Dapatkah kamu menyebutkan contoh zat padat lainnya yang ada di sekitarmu?

Adapun zat cair adalah zat yang mempunyai volume tetap, tetapi bentuknya selalu berubah-ubah mengikuti tempatnya. Dilihat dari susunan molekul dan ikatan antarmolekulnya zat cair mempunyai susunan molekul yang kurang teratur dan jarak antarmolekulnya yang agak renggang sehingga gaya tarik menarik antarmolekulnya relatif lebih rendah dibandingkan dengan zat padat. Contoh zat cair antara lain air sirop, air teh, dan air mineral. Apakah gas itu? Gas adalah zat yang mempunyai bentuk dan volume yang tidak tetap. Hal ini disebabkan karena susunan molekul-molekul gas sangat tidak teratur sehingga gaya tarik-menarik antarmolekulnya sangat lemah. Contoh zat gas adalah udara. Perbedaan sifat-sifat zat padat, zat cair, dan zat gas dapat kamu lihat pada tabel.

Tabel : Sifat-sifat zat padat, cair, dan gas

Nah, dari uraian tersebut kamu telah memahami bahwa zat padat, zat cair, dan gas tersusun dari beberapa molekul. Molekul ini merupakan komponen pembangun suatu zat yang sangat aneh karena molekul-molekul tersebut terus bergerak, kecuali pada suhu teoritis yang disebut suhu nol mutlak.

Apakah suhu nol mutlak itu? Suhu nol mutlak adalah suhu 0 K atau -273 °C. Tingkat panas suatu zat disebut suhu zat. Kamu dapat mengukur suhu zat dengan alat yang dinamakan termometer.

Laju gerak molekul secara bertahap berkurang bersama  turunnya suhu. Saat mencapai suhu kira-kira -273,16 °C atau 0 K gerak molekul itu berhenti dan tidak ada lagi panas yang dapat diukur. Dalam gas terdapat sejumlah tarikan tertentu antara molekulnya. Jika suhu gas itu diturunkan, gerak molekulnya akan bertambah lamban. Molekul-molekul itu tidak lagi berjauhan sehingga tarikan di antara molekul tersebut menjadi lebih kuat. Jika suhunya cukup rendah, molekul- molekul gas akan mengumpul dan gas itu akan menjadi zat cair. Apabila suhunya diturunkan terus, gerakan molekul akan semakin lamban dan gaya tarikannya akan semakin kuat sehingga lama-kelamaan zat cair itu berubah menjadi zat padat. Zat padat menempati ruang yang lebih kecil daripada gas.

Apakah zat cair dapat berubah menjadi gas?

Tentunya kamu sudah mengetahui bahwa jika baju basah digantung di udara terbuka, lama-kelamaan baju akan kering. Hal ini membuktikan  bahwa zat cair yang terdapat dalam baju basah dapat berubah menjadi gas jika mendapatkan panas dari lingkungan sekitarnya. Contoh lainnya, yaitu ketika kamu meletakkan semangkuk air dalam ruangan dengan pemanasan yang baik, permukaan air lama-kelamaan akan turun dan pada suatu saat airnya akan lenyap sama sekali. Kedua peristiwa ini dinamakan penguapan.

  1. Susunan dan Gerak Partikel Suatu Zat

Pernahkah kamu mengamati orang yang sedang menggergaji kayu? Kayu yang digergaji akan menghasilkan serbuk-serbuk kayu. Serbuk-serbuk kayu tersebut sebenarnya merupakan zat penyusun dari kayu. Jika kamu amati serbuk kayu tersebut dengan menggunakan mikroskop elektron, kamu dapat melihat partikel-partikel sangat kecil yang saling berikatan. Nah, partikel-partikel inilah yang sebenarnya memengaruhi sifat-sifat pada zat padat, zat cair, dan zat gas.

Tahukah kamu apakah partikel itu?  Partikel  atau molekul adalah bagian terkecil dari suatu zat yang masih memiliki sifat zat tersebut. Sebagai contoh ketika kamu membuat teh manis dengan menggunakan gula pasir. Saat gula pasir dimasukkan ke dalam air teh panas maka akan terjadi tumbukan antara partikel-partikel gula pasir dengan partikel air sehingga gula pasir akan larut. Gula pasir ini akan lebih cepat larut karena air yang kamu gunakan adalah air panas. Pelarutan akan lebih cepat lagi jika kamu mengaduknya. Partikel-partikel gula pasir dalam wujud cair bergerak ke seluruh air teh yang terdapat dalam gelas sehingga air teh tadi menjadi manis. Hal ini membuktikan bahwa partikel masih mempunyai sifat yang sama dengan zat asalnya. Tahukah kamu bagaimana susunan dan gerak partikel pada berbagai wujud zat? Perhatikan gambar dibawah ini!

Gambar :

(a)   Susunan partikel zat padat, (b) susunan partikel zat cair, dan (c) susunan partikel zat gas

a) Partikel Zat Padat

Zat padat tersusun atas partikel-partikel yang teratur dan mempunyai jarak antarpartikel yang sangat rapat. Gaya tarik- menarik antarpartikel zat padat sangat kuat. Hal ini menyebabkan partikel tidak dapat bergerak secara bebas untuk berpindah tempat. Keadaan ini menyebabkan zat padat dapat mempertahankan bentuk dan volumenya sehingga zat padat selalu  mempunyai bentuk dan volume yang tetap.

b) Partikel Zat Cair

Berbeda dengan zat padat, zat cair mempunyai susunan partikel yang kurang teratur dan kurang rapat dibandingkan susunan partikel pada zat padat. Hal inilah yang menyebabkan partikel-partikel dapat bergerak bebas untuk berpindah tempat. Akan tetapi, partikel-partikel penyusun zat cair tidak dapat memisahkan diri dari kelompoknya. Keadaan ini menyebabkan volume zat cair selalu tetap, walaupun bentuknya selalu berubah mengikuti tempatnya.

c) Partikel Zat Gas

Pada zat gas, jarak antarpartikel sangat berjauhan sehingga gaya tarik-menarik antarpartikel sangat lemah.  Partikel- partikel ini bergerak sangat bebas dan cepat dalam wadahnya. Hal ini menyebabkan zat gas tidak dapat mempertahankan bentuk dan volumenya sehingga bentuk dan volume zat gas selalu berubah mengikuti ruang yang ditempatinya.

2. Kohesi dan Adhesi

Di antara partikel-partikel yang sejenis dan yang tidak sejenis dapat terjadi gaya tarik-menarik antarpartikel. Gaya tarik- menarik antarpartikel yang sejenis dinamakan kohesi, sedangkan gaya tarik-menarik antarpartikel yang tidak sejenis dinamakan adhesi.

Pernahkah kamu mengamati permukaan raksa di dalam termometer? Permukaan raksa pada termometer jika kamu amati dengan cermat akan terlihat tidak datar, tetapi sedikit melengkung pada bagian raksa yang menempel pada kaca, perhatikan gambar dibawah ini.

(a) Meniskus cekung dan (b) meniskus cembung.

Kelengkungan permukaan zat cair dalam sebuah tabung kaca ini dinamakan meniskus. Meniskus ada dua macam, yaitu meniskus cekung dan meniskus cembung. Nah, untuk memahami tentang meniscus cekung dan meniskus cembung, lakukanlah kegiatan berikut:

Dari kegiatan di atas, kamu dapat melihat bahwa bentuk permukaan air dan raksa tidaklah datar. Bentuk permukaan air pada tabung reaksi terlihat cekung, peristiwa ini dinamakan meniskus cekung. Meniskus cekung terjadi karena gaya tarik- menarik antarpartikel air dan kaca (adhesi) lebih besar daripada gaya tarik-menarik antarpartikel air (kohesi). Hal ini menyebabkan air membasahi dinding kaca.

Bentuk permukaan raksa pada tabung reaksi terlihat cembung, peristiwa ini dinamakan meniskus cembung. Meniskus cembung terjadi karena gaya tarik-menarik antarpartikel air dan kaca (adhesi) lebih kecil daripada gaya tarik-menarik antar- partikel air (kohesi). Hal ini menyebabkan raksa tidak membasahi dinding kaca.

Pernahkah kamu memerhatikan air pada daun talas? Air tidak dapat membasahi daun talas karena tetesan air di daun talas selalu membentuk bola-bola kecil. Atau dapat dikatakan gaya kohesi molekul-molekul air lebih besar dari gaya adhesi molekul air dengan molekul daun talas.

Adanya adhesi selain menimbulkan meniskus juga menimbulkan kapilaritas. Bagaimana peristiwa kapilaritas terjadi? Perhatikan bagaimana minyak tanah pada kompor dapat naik melalui sumbu kompor. Atau, perhatikan bagaimana air di dalam tanah dapat naik dari akar sampai ke daun. Nah, agar kamu dapat mengetahui bagaimana peristiwa tersebut dapat terjadi, lakukanlah kegiatan berikut.

Dari Kegiatan 2 kamu dapat mengamati bahwa tinggi permukaan air dalam pipa kapiler lebih tinggi daripada tinggi air dalam bejana. Hal ini berarti permukaan air naik dalam pipa kapiler. Jika diameter pipa kapiler makin kecil, tinggi permukaan air dalam pipa kapiler makin tinggi.

Pada pipa kapiler yang dimasukkan dalam wadah berisi air raksa, tinggi permukaan raksa dalam pipa kapiler lebih rendah daripada tinggi raksa dalam bejana. Hal ini berarti permukaan raksa turun dalam bejana. Jika diameter pipa kapiler makin kecil, tinggi permukaan raksa dalam pipa kapiler lebih rendah.

Gambar : Permukaan air pada pipa kapiler naik.

3. Perubahan Wujud Zat

Pernahkah kamu melihat embun? Embun yang kamu lihat pada daun terjadi karena uap air dari udara. Peristiwa ini disebut mengembun, yaitu perubahan wujud dari zat gas menjadi zat cair. Saat Matahari mulai bersinar, embun menguap kembali.

Tahukah kamu contoh perubahan wujud zat yang lainnya? Seperti yang telah dijelaskan di depan, wujud zat dibedakan atas zat padat, cair  dan gas. Ketika kamu memasak air, pernahkah kamu mengamati apa yang terjadi ketika air dipanaskan? Air yang dipanaskan lama-kelamaan akan mendidih. Ketika air  mencapai suhu 100 °C pada tekanan 1 atm, air akan berubah menjadi uap. Peristiwa perubahan wujud dari air (zat cair) menjadi uap (zat gas) dinamakan menguap.

Nah, agar kamu lebih memahami bagaimana perubahan wujud suatu zat, lakukanlah kegiatan berikut.

Pada kegiatan 3 kamu dapat mengamati perubahan wujud air menjadi uap yang disebut menguap dan perubahan wujud dari uap menjadi air yang disebut mengembun.

Pernahkah kamu menyimpan kapur barus di lemari pakaianmu? Apa yang terjadi dengan kapur barus yang telah disimpan cukup lama? Kapur barus yang disimpan di udara terbuka lama-kelamaan akan habis. Tahukah kamu peristiwa perubahan wujud apa yang terjadi pada kapur barus? Nah, agar lebih memahaminya lakukanlah kegiatan berikut.

Kapur barus yang dipanaskan, akan berubah menjadi gas. Hal ini dapat kamu rasakan dari bau gas yang tercium sebagai hasil pemanasan kapur barus. Peristiwa perubahan wujud dari kapur barus (zat padat) menjadi uap (zat gas) dinamakan menyublim.  Peristiwa yang terjadi pada uap kapur barus (zat gas) menjadi serbuk-serbuk putih mengkilap (zat padat) yang menempel pada kertas putih dinamakan mengkristal.

Pernahkah kamu membuat es batu? Air dalam plastik ketika kamu masukkan ke dalam lemari es (freezer) akan berubah menjadi es. Peristiwa perubahan wujud dari air (zat cair) menjadi es (zat padat) dinamakan membeku. Nah, ketika kamu ambil es batu, kemudian dibiarkan di tempat terbuka, es batu tersebut lama-kelamaan akan berubah wujud menjadi air kembali. Peristiwa perubahan wujud dari es batu (zat padat) menjadi air (zat cair) dinamakan mencair atau melebur.

untuk mendownload file ini, klik disini

by Sridara Dsofina Mufni, Sumber : wasis dan Sugeng Yuli Irianto. Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII.2008. Departemen Pendidikan Nasional.

Optika Geometri

Peta Konsep Optika Geometri

Kalau kita membahas Optic berarti membahas tentang konsep cahaya. Teori Cahaya ada dua konsep fisika yang dipakai, yaitu Cahaya dianggap sebagai partikel dan Cahaya sebagai Gelombang. Optika adalah ilmu yang membahas tentang konsep cahaya sebagai gelombang. Optika dibagi menjadi Optika Geometri (pemantulan dan Pembiasan) dan Optika Fisis (Difraksi, interferensi atau polarisasi).

Terdapat tiga prinsip dalam Optika Geometri yaitu bentuk lintasan cahaya, Hukum Pemantulan dan Hukum Pembiasan.

PEMANTULAN CAHAYA

Pada medium Homogen Cahaya merambat lurus. Pemantulan adalah pengembalian dari suatu berkas cahaya ketika bertemu dengan bidang batas antara dua medium. Perhatikanlah video pemantulan cahaya berikut:

Hukum Pemantulan.

Hukum Pemantulan menyatakan sebagai berikut :

  1. Sinar datang, sinar pantul, dan garsi Normal terletak dalam satu bidang datar.
  2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r)
  1. PEMANTULAN PADA CERMIN
  • Pemantulan Pada Cermin datar

  • Cermin Cekung

Pembentukan bayangan pada cermin datar

  • mata

  • cara kerja mata